Rabu, 28 Januari 2009

Pelayanan Diakonia

Diakonia berasal dari bahasa Yunani: Diakonein, yang berarti melayani. Umumnya diakonia diartikan sebagai melayani meja makan. Dalam Perjanjian Baru Kata ini dipakai sebanyak seratus kali dalam berbagai bentuk. Umumnya diartikan sebagai Pelayanan Kristus atau Pelayanan Jemaat (Kolose 1:7). Namun makna yang paling penting ialah pelayanan Kristus bagi umat-Nya (Markus 10:45) dengan memberikan nyawa-Nya. Karena itu semua pelayan Jemaat pada mulanya disebut sebagai Diakonos.
Tetapi kemudian hari, dari istilah inilah timbul kata Diaken. Yang dipakai oleh Gereja sebagai sebutan kepada sekelompok pelayan yang bertugas melayani jemaat di luar hal-hal yang berkaitan dengan Liturgi (Kebaktian). Mereka memperhatikan kehidupan orang-orang yang berada dalam kesusahan terutama pada janda dan yatim piatu. Justru oleh karena pelayanan para Diaken kepada orang-orang susah inilah nampak keindahan persekutuan jemaat mula-mula. Dari sana nampak jelas bahwa pemberitaan Firman itu tidak terpisahkan dari pelayanan (Diakonia) dan juga persekutuan jemaat (Koinonia). Dalam perkembangan masa kini, pemahaman tentang makna Diakonia telah semakin berkembang.

Masih Perlukah Diakonia pada masa kini? Mengapa ?
Diakonia bukanlah aturan yang sifatnya sementara, tetapi aturan ini sekaligus merupakan perintah dari Tuhan yang sifatnya tetap untuk seterusnya sepanjang zaman sebelum kesudahan segala masa. Karena Yesus Kristus sendiri pernah mengatakan dalam Matius 26:11, "Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu." Dan pada kenyataannya, sampai saat ini kemiskinan tetap ada di dunia. Di seluruh dunia, angka kemiskinan dari tahun ke tahun menunjukkan adanya peningkatan. Sebagai orang percaya kita perlu memperhatikan dengan seksama perintah-perintah Tuhan menyangkut orang-orang miskin dan yang membutuhkan pertolongan. Kisah pengemis Lazarus dan Orang Kaya yang kikir dalam Lukas 16:19-31 memberikan pengertian kepada kita bahwa Tuhan menghendaki kita berbelas kasihan kepada orang-orang miskin dan berlaku baik kepada mereka dengan cara menolong mereka. Hukum yang pertama dan yang terutama adalah Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Matius 22:38-39).
Orang yang menyebut dirinya mengasihi Tuhan haruslah menunjukkan juga bahwa dirinya mengasihi sesamanya manusia. Tidak melakukan pelayanan diakonia sama halnya dengan melalaikan Firman Allah (Kisah Para Rasul 6:2).

Siapa Saja Yang Memerlukan Diakonia?
Dalam jemaat mula-mula pelayanan diakonia yang dilakukan oleh para diaken banyak ditujukan kepada kelompok jemaat yang berkekurangan seperti janda-janda. Namun pemahaman diakonia saat ini telah berkembang dan segmentasinya menjadi lebih luas. Diakonia saat ini dapat diberikan kepada janda-janda, orang-orang miskin, orang yang sedang sakit dan membutuhkan pertolongan dalam hal biaya pengobatan, dan yang terkena musibah bahkan orang-orang yang berada dalam penjara. Diakonia bukan hanya ditujukan kepada sesama anggota jemaat tetapi juga kepada umat kepercayaan lain, bahkan sampai kepada seluruh ciptaan.

Siapa Yang Harus Melayani Diakonia?
Perintah Tuhan Yesus sebenarnya ditujukan kepada semua orang. Gereja maupun jemaat harus melakukan pelayanan diakonia ini. Dalam Kisah Para Rasul 6 diceritakan bahwa Rasul-rasul ingin fokus dalam pelayanan Firman Allah, namun rasul-rasul tetap melakukan pelayanan diakonia ini dengan cara mendelegasikannya kepada para diaken yang ditunjuk. Setiap anggota jemaat juga harus memiliki rasa tanggung jawab terhadap pelayanan diakonia. Karena banyak sekali orang-orang yang membutuhkan pertolongan di sekitar kita. Banyak orang yang perlu kita bantu bersama-sama agar taraf hidup mereka dapat meningkat. Diakonia bukan lagi hanya tugas para Diaken, melainkan tugas seluruh warga jemaat karena diakonia adalah tugas Gereja secara menyeluruh selaku tubuh Kristus.

Jenis-Jenis Diakonia
Ada tiga jenis diakonia yang bisa dilakukan yaitu :

1. Diakonia Karitatif
Karitatif berasal dari kata Charity (Inggris) yang berarti belas kasihan. Diakonia jenis ini memberikan pelayanan yang cuma-cuma kepada orang yang tidak mampu, yang terkena penyakit, kemalangan atau terkena bencana. Pelayanan jenis ini tidak bertujuan untuk membawa yang dilayaninya kepada suatu perubahan drastis, melainkan hanya sekedar meringankan penderitaan mereka yang dilayani. Misalnya: memberi bantuan sembako pada orang miskin, menjenguk dan meringankan biaya orang sakit, melayat dan membantu finansial orang kemalangan atau yang kena bencana.

2. Diakonia Reformatif
Reformasi berarti merubah ke arah yang lebih baik. Pelayanan jenis ini berusaha meningkatkan kehidupan atau kondisi yang dilayani, misalnya melalui penyuluhan atau pemberian bantuan modal kerja. Hal ini biasa dianalogikan dengan memberikan pancing serta keterampilan memancing kepada orang kelaparan. Bukan memberikan ikan, karena setelah ikan itu habis maka ikan yang baru harus diberi lagi.

3. Diakonia Transformatif
Transform artinya merubah bentuk atau susunan menjadi yang berbeda atau lain. Diakonia jenis ini berusaha melakukan perubahan yang mutlak, bukan sekedar mengusahakan peningkatan pada yang dilayani. Diakonia reformatif misalnya berusaha memampukan petani meningkatkan produksi pertaniannya dari satu ton setiap tahun menjadi dua atau tiga ton dengan memperkenalkan teknologi yang lebih baik dan juga memberi modal yang diperlukan. Timbulnya usaha mengembangkan usaha Diakonia Transformatif ini adalah berdasarkan kenyataan bahwa baik Diakonia Karitatif maupun Reformatif kedua-duanya seringkali tidak dapat membantu masyarakat yang dilayani dalam memecahkan permasalahan mereka. Diakonia jenis Transformatif berusaha memampukan manusia untuk dapat menentukan hidupnya sendiri lepas dari ketergantungan kepada orang lain.

Setiap orang percaya yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, harus menyatakan kasihnya kepada manusia. Setiap orang dapat melakukan pelayanan ini. Tidak menjadi masalah seberapa besar atau apa yang dapat kita berikan untuk pelayanan diakonia ini. Namun yang terpenting adalah kasih dan kepedulian kita kepada sesama manusia ciptaan Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar